Stroke dapat terjadi pada siapa saja tanpa mengenal usia. Stroke menyerang seseorang apabila mengalami gangguan pasokan darah menuju otak. Gangguan tersebut dapat berupa pembuluh darah pecah atau tersumbat. Sebelum hal tersebut terjadi, masih dapat dilakukan upaya pencegahan stroke. Simak penjelasan berikut ini.
Pencegahan Stroke
Pencegahan stoke dapat dilakukan sedini mungkin, walaupun belum menunjukkan gejala yang signifikan. Apabila telah melakukan upaya pencegahan stroke diharapkan tidak memiliki resiko stroke. Dokter menganjurkan upaya pencegahan stroke sebagai berikut.
1. Menjaga Pola Makan
Hindari konsumsi makanan asin dan berlemak yang berlebihan karena akan meningkatkan kolesterol dalam darah. Dari sinilah berisiko terkena hipertensi yang menjadi pemicu stroke. Sebaiknya tidak mengonsumsi makanan penyebab stroke seperti garam secara berlebihan, maksimal 6 gram atau 1 sendok garam per hari.
Perbanyak makanan yang kaya kandungan lemak tidak jenuh yakni serat, protein, dan vitamin. Semua makanan dengan lemak tidak jenuh dapat diperoleh dari daging rendah lemak, buah-buahan, biji-bijian utuh, dan sayur.
2. Berolahraga Secara Teratur
Usahakan melakukan olahraga secara teratur untuk memperlancar sirkulasi darah dan menyehatkan jantung. Melakukan olahraga secara rutin juga baik untuk menurunkan tingkat kolesterol dalam darah dan menjaga bobot tubuh.
3. Hindari Merokok
Ternyata seorang perokok berisiko terkena stroke dua kali lebih tinggi. Hal tersebut disebabkan karena merokok mempersempit pembuluh darah dan menyebabkan darah bergumpal. Selain itu, merokok juga memicu penyakit lain datang seperti paru-paru dan serangan jantung.
4. Hindari Minuman Beralkohol
Minuman keras tidak baik bagi kesehatan tubuh karena tinggi kalori. Apabila dikonsumsi berlebihan akan menimbulkan penyakit hipertensi dan diabetes yang akhirnya memicu stroke. Disamping itu, mengonsumsi minuman beralkohol juga menimbulkan gangguan irama jantung.
Baca juga: Yuk Intip Cara agar Otak Cepat Menghitung
Beragam Obat Stroke Dari Apotik
Obat stroke dapat digunakan di ruang gawat darurat dalam upaya untuk memecah bekuan darah dengan segera. Lebih lanjut, obat ini juga dapat digunakan setelah kondisi darurat teratasi sebagai perawatan lanjutan untuk membantu mengatasi masalah kesehatan yang meningkatkan risiko serangan stroke kedua. Beberapa obat stroke akan diresepkan secara berkelanjutan untuk menurunkan tekanan darah dan kolesterol.
1. Antikoagulan
Antikoagulan adalah obat untuk mengencerkan darah. Ini digunakan untuk mengobati stroke iskemik dan stroke ringan (TIA). Aspirin merupakan salah satu antikoagulan yang digunakan dalam perawatan lanjutan stroke iskemik dan masalah kardiovaskular lainnya seperti penyakit jantung dan mencegah stroke selanjutnya. Aspirin mencegah platelet agar tidak saling menempel satu sama lain sehingga menyebabkan pembekuan darah.
Warfarin merupakan obat pengencer darah untuk mencegah penyebaran pembekuan darah dan mencegah pembekuan darah terjadi lagi. Biasanya dikonsumsi oleh pasien stroke dengan riwayat penyakit jantung dan memiliki katup jantung buatan.
Antikoagulan harus digunakan berdasarkan rekomendasi dokter. Sebab, penggunaan obat antikoagulan tidak sesuai resep menyebabkan pendarahan. Oleh sebab itu, obat antikoagulan tidak diberikan kepada penderita stroke hemoragik karena berpotensi meningkatkan perdarahan dalam otak.
2. Clopidogrel
Clopidogrel merupakan jenis obat antiplatelet untuk mencegah pembekuan darah. Biasanya diberikan kepada pasien stroke iskemik, serangan jantung, dan mengalami penyakit jantung. Clopidogrel dapat dikonsumsi meskipun pasien penyakit stroke merasa sehat.
3. Tissue Plasminogen Activator
Tissue plasminogen activator (TPA) merupakan pengobatan darurat yang dilakukan pada pasien stroke iskemik. TPA bekerja untuk memecahkan gumpalan darah dengan waktu relatif cepat.
Pada situasi darurat, dokter akan menyuntikkan TPA langsung pada pembuluh darah atau arteri. Namun, penyuntikkan TPA harus dilakukan sesuai prosedur agar tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya.
4. Statin
Statin biasanya diberikan kepada pasien stroke yang memiliki kolesterol tinggi. Terutama pasien stroke yang pernah mengalami masalah jantung, serangan jantung, dan stroke ringan. Statin bekerja dengan memblok enzim yang ada dalam tubuh.
Dimana enzim tersebut melakukan produksi kolesterol. Beberapa jenis statin yang beredar di apotik, antara lain:
- atorvastatin
- fluvasatatin
- lovastatin
- pitavastatin
- pravastatin
- rosuvastatin
- simvastatin
Setelah pasien stroke melewati masa kritis dan mengonsumsi obat-obatan diatas. Dilanjutkan dengan tahapan pemulihan atau rehabilitasi. Tujuan dilakukannya rehabilitasi pasca stroke tuntuk memperbaiki kerusakan jaringan otak atau jaringan pada tubuh pasien.
Selain penggunaan obat-obatan, pasien stroke juga harus melakukan langkah pencegahan agar stroke tidak terulang lagi. Misalnya melakukan perbaikan pola hidup, rajin berolahraga, meditasi, dan mengurangi beban pikiran.