Halo sobat industri, apakah Anda tahu jenis lainnya dari lapisan geotextile? Tentunya dengan mengetahui jenis pertama yaitu geotextile woven, maka jenis keduanya tentu saja adalah kebalikan dari jenis tersebut, yaitu geotextile non woven.
Apakah Anda tahu apa itu geotextile non woven? Manakah yang lebih baik diantara keduanya? Apakah perbedaan diantara kedua jenis tersebut?
Daripada bingung dan terus penasaran antara keduanya, yuk simak penjelasan di bawah ini untuk bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaan di atas.
Pengertian Geotextile Non Woven
Geotextile non woven merupakan jenis geotextile yang tidak teranyam dan berbentuk seperti karpet kain. Geotextile jenis ini merupakan geotextile yang juga banyak digunakan oleh industri di Indonesia.
Non woven merupakan jenis geotextile yang tidak melalui proses anyaman namun menggunakan metode termal, kimia dan mekanis. Penggunaan teknik ini tentunya membutuhkan mesin dengan teknik yang tinggi demi terciptanya kualitas geotextile yang terbaik.
Apakah Anda tahu kenapa jenis geotextile tidak nyaman ini disebut sebagai karpet kain? Tentu saja jawabannya adalah karena bentuknya yang mirip dengan karpet kain. Tidak berbentuk anyaman seperti geotextile woven.
Baca juga: 4 Hal yang Menentukan Harga Lapisan Geotextile
Fungsi Geotextile Non Woven
Seperti geotextile woven, terciptanya geotextile non woven juga tentu memiliki fungsi tertentu. Beberapa fungsi dari geotextile kain ini adalah:
Separator atau Pemisah
Fungsi pertama dari geotextile kain adalah sebagai pemisah. Maksud dari pemisah ini adalah memisahkan antara satu lapisan material dengan material lainnya sehingga tidak ada yang tercampur.
Salah satu contoh dari fungsi pemisah ini adalah ketika membuat jalan di atas tanah yang lunak. Geotextile akan bertugas untuk mencegah naiknya lumpur tersebut ke bagian yang pengerasan. Dengan begitu, bagian tersebut tidak mengalami pumping effect dan tidak akan mudah rusak.
Selain bertugas untuk menghalangi lumpur naik ke atas, geotextile kain ini juga dapat mempermudah dalam proses pemadatan. Sehingga kegiatan pengerasan jalan akan semakin mudah dan semakin cepat.
Pemisah tersebut juga berguna ketika ingin membuat jalan karena dapat memisahkan antara timbunan material pada tanah awal dengan atasnya. Dengan konsep pemisahan tersebut, pembuatan tanah akan berjalan dengan lancar dan jalan akan rata pada bagian permukaannya.
Stabilisator
Fungsi kedua dari geotextile non woven adalah sebagai stabilisator. Maksud dari stabilisator tersebut adalah menguatkan keadaan tanah.
Namun hingga artikel ini dibuat, fungsi kedua ini masih diperdebatkan oleh kalangan ahli geoteknik. Hal tersebut karena geotextile kain hanya mengandalkan kekuatan tarik, sehingga masih ada kemungkinan untuk terjadi penurunan pada timbunan.
Lebih lanjut, permasalahan tersebut juga karena sifat geotextile kain yang tidak tanah jika terkena air sehingga terjadi proses hidrolisis. Dengan begitu makanya geotextile kain rawan untuk memperkuat tanah.
Geotextile jenis ini biasanya digunakan pada proyek-proyek penimbunan tanah, perkuatan lereng, dll. Ketika Anda melihat proyek penimbunan tanah, maka Anda pasti juga melihat geotextile pada proyek tersebut.
Filter
Fungsi ketiga dari geotextile non woven adalah sebagai filtrasi atau penyaring. Seperti penyaring pada umumnya, geotextile ini mampu memisahkan antara partikel tanah dengan air yang mengalir.
Penggunaan filter ini biasanya digunakan pada proyek drainase bawah tanah. Dengan begitu, air yang mengalir tidak ada tercampur dengan partikel-partikel tanah yang dapat menyebabkan air tersebut kotor.
Bahan untuk Membuat Geotextile Non Woven
Secara umum bahan baku yang digunakan dalam membuat geotextile non woven adalah sama dengan geotextile woven. Bahan tersebut adalah polypropylene dan polyester. Kedua bahan tersebut merupakan bahan terbaik dan dapat membantu dalam proses konstruksi.
Polypropylene
Polypropylene merupakan bahan yang pertama dalam pembuatan lapisan geotextile. Sifat dari bahan ini mirip dengan polietilen, namun lebih keras dan lebih tahan panas. Bahan yang satu ini juga merupakan bahan yang sangat tahan terhadap reaksi bahan kimia.
Polypropylene adalah jenis plastik kedua yang paling banyak diproduksi setelah polietilen. Bahan satu ini termasuk ke dalam termoplastik sehingga dapat meleleh ketika dipanaskan. Namun jika berada pada suhu normal, plastik tersebut akan mengeras kembali.
Bahan plastik ini juga merupakan salah satu bahan yang tahan terhadap bahan kimia maupun panas sinar ultraviolet. Karena sifat ini, maka polypropylene digunakan sebagai wadah dari cairan pembersih maupun perlengkapan medis.
Ada dua jenis polypropylene, yaitu homopolymer dan copolymer. Homopolymer merupakan polypropylene yang terdiri dari polypropylene monomer saja. Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan di dunia.
Jenis kedua adalah copolymer. Copolymer merupakan polypropylene yang terbentuk dari hasil polimerisasi antara propena dan juga ethane.
Polyester
Polyester merupakan sebuah kain atau tekstil yang terbuat dari benang atau serat poliester itu sendiri. Jenis poliester yang paling banyak digunakan adalah polietilen tereftalat (PET).
Polyester jenis ini terbuat dari campuran antara atilen glikol dan juga asam tereftalat itu sendiri. Walaupun pengertiannya sebuah kain, namun sebenarnya polyester termasuk ke dalam kelompok plastik.
Ada karakteristik yang menjadi polyester sebagai bahan dalam pembuatan geotextile. Karakteristik tersebut adalah:
- Tahan terhadap bahan kimia
- Kuat namun ringan
- Seratnya mudah untuk diwarnai
- Dapat mempertahankan bentuk dengan sangat baik
Kelebihan Geotextile Non Woven
Seperti geotextile woven, geotextile non woven juga memiliki berbagai macam kelebihan. Beberapa kelebihan tersebut tidak ada pada geotextile woven. Kelebihan yang dimaksud adalah:
- Ekonomis
Karena proses pembuatannya yang lebih cepat, geotextile kain ini tidak memerlukan biaya yang tinggi. Sehingga harga jualnya pun menjadi lebih ekonomis.
- Mengurangi ketebalan timbunan tanah
Ketika sebuah proyek menimbun tanah untuk kegiatan proyek tersebut, maka para pekerja dapat menggunakan geotextile non woven ini. Selain itu, geotextile ini dapat menjadi pembatas antara tanah asli dengan tanah timbunan.
- Meningkatkan drainase dan filtrasi
Non woven merupakan jenis geotextile yang sangat cocok dalam proyek yang membutuhkan aliran air yang baik. Geotextile ini mampu memisahkan antara partikel tanah dan air sehingga tidak ada partikel yang terbawa oleh aliran tersebut.
- Anti UV, zat kimia, dan mikroorganisme
Kelebihan ini diperoleh dari bahan yang digunakan. Bahan-bahan seperti polypropylene dan polyester merupakan bahan yang tahan akan sinar UV, zat kimia, serta mikroorganisme.
Baca juga: 5 Fungsi Geotextile yang Wajib Anda Ketahui
Perbedaan Antara Geotextile Woven dan Non Woven
Setelah mengetahui apa itu geotextile anyaman dan kain, sebenarnya Anda sudah mengetahui apa perbedaan keduanya. Namun kami akan memberikan perbedaan yang lebih jelas lagi untuk meningkatkan pemahaman di antara keduanya.
Geotextile Woven
- Diproduksi dengan cara menenun untuk mendapatkan bentuk anyaman.
- Sangat cocok untuk aplikasi konstruksi jalan.
- Tidak cocok untuk area yang butuh drainase tinggi karena tidak memiliki banyak pori.
Geotextile Non Woven
- Diproduksi dengan cara mengikat bahan-bahan secara bersama baik itu menggunakan bahan kimia, panas, maupun metode lainnya.
- Sangat cocok sebagai aplikasi filter atau pemisahan dan tempat yang membutuhkan drainase tinggi.
- Tidak cocok untuk meningkatkan kekuatan tanah.
Aplikasi Geotextile Non Woven
Ada beberapa pengaplikasian yang umum menggunakan geotextile kain ini. Aplikasi dalam dunia nyata tersebut seperti:
- Separasi antar lapisan tanah
- Separas antara dasar jalan dan tanah yang lebih gembut
- Mencegah untuk bercampurnya tanah lunak dan batu agregat
- Drainase horisontal dan vertikal
- Filtrasi
So itulah dia seluruh hal yang perlu Anda ketahui mengenai geotextile non woven dan kelebihan dari masing-masing jenis. Apakah Anda sudah menentukan akan menggunakan jenis yang mana? Tentunya sesuaikan pilihan tersebut dengan kebutuhan sehingga geotextile dapat bekerja dengan maksimal.