Halo sobat industri, sesuai dengan judulnya kali ini kami akan membahas mengenai geotextile. Apa itu geotextile? Apakah Anda tahu?
Bagi mahasiswa teknik sipil atau orang yang bekerja di bidang tersebut, tentunya material satu ini sudah sangat tidak asing lagi. Terlebih material ini sangat banyak digunakan pada pekerjaan konstruksi.
Hal tersebut juga didukung oleh kondisi tanah di Indonesia yang kebanyakan bertanah lunak. Lalu sebenarnya apa itu geotextile? Yuk simak penjelasannya di bawah ini.
Pengertian Geotextile
Jika dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), geotextile atau geotekstil adalah sebuah material pelapis yang digunakan dalam pekerjaan teknik sipil. Material tersebut terbuat dari benang-benang sintetis dan memiliki dua jenis yaitu anyaman dan tidak anyaman. Lebih lanjut, geotekstil memiliki berbagai macam fungsi yang sangat berguna.
Pengertian geotextile menurut American Standard Testing and Mineral (ASTM) D4439 adalah geosintetik permeabel yang berbentuk seperti tekstil. Geotekstil tersebut dapat dimanfaatkan untuk pondasi pada sebuah bangunan, tanah, batuan, bumi, atau aplikasi geosintetik lainnya. Material ini bersifat pelengkap dalam proses pembuatan produk maupun struktur.
Jadi kesimpulan dari pengertian geosintetik adalah sebuah material yang dibutuhkan dalam pekerjaan sipil dimana akan berperan sebagai pelengkap dalam kegiatan tersebut. Secara umum material pendukung ini terbagi menjadi dua jenis yaitu anyaman dan tidak anyaman. Tentunya seluruh jenis tersebut memiliki fungsi yang sangat berguna seperti untuk pondasi pada sebuah bangunan.
Nah, dari penjelasan di atas, apakah Anda sudah cukup mengerti? Tentunya sudah dong ya.
Penjelasan di atas sangatlah jelas untuk mengartikan apa pengertian geotextile. Jadi jika seseorang bertanya atau Anda menemukan pertanyaan mengenai apa itu geotextile, Anda bisa menjawabnya.
Baca juga: Penerapan Geotextile Adalah Sebagai Berikut. Simak!
Jenis Geotextile
Dari penjelasan sebelumnya tentu Anda sudah tahu bahwa ada dua jenis material pendukung yang terkenal saat ini, yaitu anyaman (woven) dan tidak anyaman (non woven). Sebenarnya maksud dari anyaman dan tidak anyaman tersebut?
Geotextile Anyaman (Woven)
Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar atau membaca mengenai geosintetik anyaman? Tentu yang terlintas adalah bentuk dari geosintetik itu sendiri.
Itu benar. Geosintetik ini menjadi geosintetik anyaman karena bentuknya yang menyerupai anyaman. Tampilannya pun seperti anyaman pada karung beras.
Geosintetik woven ini diproduksi dengan mengadopsi cara dalam membuat pakaian biasa. makanya, hasil yang terlihat seperti memiliki benang yang sejajar. Sebenarnya benang tersebut terbagi dua, yaitu benang panjang dan benang tegak lurus.
Benang panjang itu sendiri disebut sebagai lungsin dan benang yang tegak lurus tersebut disebut sebagai benang pakan. Dengan begitu, serat yang berada pada geotekstil woven terlihat lebih teratur.
Karena teknik pembuatan seperti itu, maka geosintetik anyaman ini membutuhkan lebih banyak waktu dalam proses pembuatannya. Namun, kekuatan tarik dan kapasitasnya sangat tinggi sehingga waktu pembuatan yang lama tersebut terbanyak karena kualitasnya.
Geosintetik anyaman ini sangat dimanfaatkan untuk tujuan penyangga dan stabilisasi. Contohnya adalah ketika membangun tempat parkir. Geosintetik akan menahan tanah dasar dan mencegah terjadinya pergeseran.
Geotextile Tidak Anyaman (Non Woven)
Jika geotekstil anyaman tersebut adalah woven, maka geotekstil tidak anyaman adalah non woven. Geosintetik ini merupakan geosintetik yang juga banyak dimanfaatkan dalam kegiatan pembangunan.
Seperti namanya yaitu tidak nyaman, maka proses pembuatannya pun berbeda dari geosintetik anyaman. Geosintetik ini diproduksi menggunakan benang filamen kontinyu atau stapel pendek serat.
Proses pengikatan serat tersebut menggunakan teknik termal, kimia, mekanik, maupun kombinasi. Perbedaan teknik tersebut akan membedakan dari sisi ketebalan geosintetik.
Jika geosintetik menggunakan interlocking mekanis atau termal maka ketebalannya adalah 0,5-1 mm. Sedangkan jika menggunakan teknik secara kimiawi, maka ketebalannya mencapai 3 mm.
Karena proses pembuatan tersebut, serat yang pada geosintetik non woven ini tidak teratur dan berbeda dari geosintetik woven yang teratur. Walaupun begitu, geosintetik non woven ini memiliki pori-pori yang sangat kecil berbeda dengan geosintetik woven yang memiliki pori-pori lebih besar.
Geotextile Rajutan
Ada satu lagi jenis lapisan geosintetik yang lumayan populer, yaitu geotextile rajutan. Sesuai dengan namanya, jenis yang satu ini menggunakan teknik rajutan dalam proses pembuatan. Dalam proses tersebut, mesin akan mengaitkan serangkaian loop benang menjadi satu.
Dari teknik pembuatannya, terlihat bukan bahwa geotextile rajutan ini mirip dengan geotextile anyaman? Karena kemiripan itulah makanya terkadang orang menyebutkan bahwa geosintetik rajutan ini sebagai geosintetik anyaman.
Baca juga: Pengertian Geotextile Non Woven dan Kelebihannya
Alasan Pentingnya Menggunakan Geotextile dalam Pekerjaan Teknik Sipil
Setelah mengetahui apa itu geotextile dan jenisnya, Anda juga perlu mengetahui apa sebenarnya alasan penggunaan lapisan geotextile. Alasan tersebut dapat dikaitkan dengan fungsi dari geosintetik itu sendiri yaitu:
Pemisahan
Pemisahan atau separation merupakan salah satu dari fungsi geosintetik. Fungsi ini sangat banyak dibutuhkan dalam proses pembangunan jalan.
Geosintetik akan bertugas sebagai pembatas antara material tanah satu dengan tanah lainnya, sehingga tidak akan bercampur. Misalnya ketika terdapat dua tanah yaitu tanah subgrade halus dan agregat base course. Geosintetik tersebut akan menjaga drainase dan juga karakteristik dari material agregat.
Salah satu contoh dari fungsi ini adalah dalam pembuatan rel kereta api. Rel kereta api diletakkan di atas sebidang tanah. Namun tentunya rel tersebut tidak dapat langsung berada pada tanah tersebut.
Perlu penggunaan geotextile untuk memisahkan antara lapisan tanah dan juga rel kereta api. Dengan begitu, rel akan tetap lurus dan datar serta tidak terganggu dengan kualitas dari tanah tersebut.
Penyaringan
Penyaringan atau filtrasi merupakan fungsi kedua dari geosintetik tersebut. Maksud dari fungsi ini adalah geotextile akan bertugas sebagai penyaring material tanah dan air. Sehingga air yang ada tidak akan bercampur dengan material tanah tersebut.
Penguatan
Alasan ketiga dalam penggunaan geosintetik adalah penguatan. Hal tersebut karena geosintetik yang berada di dalam tanah dapat meningkatkan kekuatan tarik tanah. Kekuatan tersebut bahkan sama dengan jumlah baja pada beton.
Ada tiga mekanisme dalam proses penguatan tersebut, yaitu:
- Pengekangan lateral melalui gesekan antar muka antara geotextile dan tanah atau agregat.
- Memaksa pada bidang permukaan bantalan potensial untuk dapat mengembangkan permukaan yang memiliki kekuatan geser alternatif lebih tinggi.
- Sebagai jenis membran penyangga beban roda.
Penyegelan
Alasan terakhir adalah penyegelan. Alasan ini biasanya menggunakan geotextile non anyaman karena dapat memisahkan antara lapisan aspal lama dan baru.
Geosintetik tersebut akan menyerap aspal dan meminimalkan membran waterproofing vertikal. Dengan begitu, air tidak akan masuk ke dalam struktur pengerasan jalan.
Nah Anda sudah tahu bukan sebenarnya apa itu geotextile dan juga alasan mengapa penting menggunakan geotextile dalam kegiatan konstruksi. Apakah Anda sudah cukup mengerti mengenai geotextile tersebut?
Jika ingin memperdalam pengetahuan mengenai jenis dan fungsi lapisan geotextile, Anda bisa langsung mengunjungi artikel lain. Pada artikel tersebut, kami membahas secara mendalam yang tentunya akan sangat menambah wawasan.