Apakah Anda seseorang yang bekerja di proyek konstruksi sipil? Atau Anda adalah orang yang ingin bekerja di bidang tersebut? Jika iya, maka Anda perlu mengetahui mengenai lapisan geotextile.
Bagi pekerja konstruksi sipil tentunya tidak asing dengan istilah lapisan geotextile tersebut. Namun bagi orang awam, istilah tersebut sangat jarang terdengar di kalangan masyarakat.
Lapisan geotextile merupakan sebuah lembaran yang memiliki sifat tipis namun elastis dan terbuat dari bahan sintetis. Penggunaan lembaran tersebut untuk menimbun dan memperkuat tanah sehingga meningkatkan karakteristik tanah itu sendiri.
Jika dilihat dari pengertiannya, maka penggunaan geotextile ini ditujukan untuk mempermudah pembangunan bukan? Itu benar adanya. Lembaran tipis tersebut memang ditujukan untuk membuat tanah yang buruk menjadi mudah diolah sehingga mampu mendirikan bangunan di atasnya.
Banyak sekali pekerjaan infrastruktur yang menggunakan bahan satu ini, mulai dari jalan raya, pelabuhan, tempat pembuangan sampah, hingga pembuatan drainase. Simak di bawah untuk mengetahui lapisan geotextile lebih lanjut!
Sejarah Penemuan Lapisan Geotextile
Apakah Anda setuju bahwa orang yang menemukan lembaran geotextile merupakan orang yang berjalan dalam pembangunan? Lantas siapa dan kapan sebenarnya lapisan ini ada?
Lapisan geotextile merupakan bahan textile yang telah ada sejak zaman dahulu kala. Informasi ini didapatkan ketika menggali situs Mesir. Situs tersebut menggunakan linen dan tikar rumput.
Seperti yang kita ketahui, pada tahap awal penggunaannya, geotextile dibuat dari serat alami. Serat alami tersebut dicampurkan pada tanah sehingga mampu meningkatkan stabilitas jalan.
Jenis pencampuran geotextile ini pertama kali dilakukan pada tahun 1950-an setelah ditemukannya bahan polimer. Di tahun itu, para ahli memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi permasalahan tanah yang lunak dan mudah terbawa arus.
Akhirnya mereka menemukan ide untuk membuat kain dari bahan-bahan buatan manusia seperti poliamida dan polietilen. Bahan tersebut merupakan bahan yang dapat meningkatkan kekuatan tanah.
Coba tebak, negara apa yang pertama kali membuat geotextile buatan ini? Jawabannya adalah Belanda. Ya, Belanda merupakan negara pertama kali yang membuat hal tersebut.
Geotextile pertama kali dibuat pada tahun 1953 yang ditujukan untuk proyek Delta secara besar-besaran. Proyek ini merupakan sebuah proyek yang khusus untuk menyelamatkan daratan negaranya dari kerusakan akibat banjir.
Jika Anda membaca catatan sejarah, maka Anda akan tahu bahwa Belanda merupakan salah satu negara yang mengalami banjir besar. Penyebab banjir tersebut adalah tingginya kadar air di Laut Utara.
Karena keberhasilan Belanda tersebut, akhirnya Amerika Serikat juga ikut memanfaatkan geotextile ini untuk mencegah erosi tanah. Pembuatan secara besar-besaran pun terjadi pada tahun 1960-an.
Akhirnya sampai sekarang, lembaran tipis tersebut membantu dalam peradaban manusia. Semakin lama, semakin banyak pembangunan dilakukan, baik itu pada tanah yang tepat atau tidak.
Langkah tepat untuk melakukan pembangunan di tanah yang tidak tepat adalah dengan menggunakan lapisan geotextile ini. Geotextile mampu untuk meredam tingkat erosi tanah sehingga tanah tidak bergerak dari tempatnya.
Karakteristik Lapisan Geotextile
Lapisan geotextile yang dihasilkan tentunya merupakan lapisan yang dapat menguatkan tanah. Dibalik hal tersebut, lapisan ini juga harus permeabel bagi tanaman sehingga tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik.
Selain itu ketika hujan terjadi, air hujan dapat masuk ke dalam tanah. Kelebihan air pun dapat mengalir dengan baik sehingga tidak akan menyebabkan erosi. Karena hal tersebut, beberapa karakteristik harus ada di dalam lapisan itu. Karakteristik tersebut adalah:
- Ciri fisik, meliputi berat jenis, berat, kekakuan, berat, dan kepadatan tepat.
- Mekanis, meliputi keuletan yang tepat, kekuatan tarik, kelengkapan, kekuatan, fleksibilitas, ketahanan gesekan, dan kekuatan sobek.
- Hidrolik, meliputi permeabilitas, transitivitas, porositas, kekeruhan, dan permitivitas.
- Degradasi, meliputi ketahanan terhadap degradasi biologi, hidrolik, kimia, dan juga mekanis.
- Ketahanan, meliputi ketahanan abrasi dan panjang penyumbatan kanan.
Bahan yang Digunakan dalam Membentuk Lapisan Geotextile
Tentunya bahan yang digunakan untuk membentuk lapisan geotextile tidaklah sembarangan. Geotextile sendiri terbagi menjadi dua, yaitu geotextile serat dan kain. Bahan untuk geotextile berbasis serat terdiri dari:
Serat Alami
Sesuai dengan namanya, serat alami merupakan serat yang berasal dari bahan-bahan alami. Serat tersebut bisa saja didapatkan dari tumbuhan, hewan, maupun mineral.
Di bumi sangat banyak sekali serat alami tersedia. Alasan utama menggunakan serat ini adalah karena biayanya yang rendah. Walaupun biayanya rendah, serat alami ini memiliki kelebihan. Kelebihannya adalah tingkat kekuatan tinggi, modulus tinggi, ekstensi putus rendah, namun elastisitasnya juga rendah.
Tentunya karakteristik tersebut akan berbeda untuk serat yang berasal dari mineral. Karakteristik dari serat mineral adalah mudah rapuh dan juga tingkat fleksibel yang rendah. Dengan begitu, maka serat ini tidak dapat digunakan untuk aplikasi industri.
Serat alami yang biasanya digunakan adalah seperti rami dan sabut. Geotekstil yang menggunakan serat ini bersifat biodegradable. Sehingga produk tekstil yang dihasilkan pun digunakan hanya untuk sementara saja.
Serat Buatan
Jika terdapat serat alami tentunya terdapat serat buatan bukan? Ya, serat buatan juga menjadi salah satu bahan dalam pembuatan geotextile. Serat buatan ini merupakan serat sintetis dan khusus untuk pembuatan te. Nama lain dari produknya adalah geosintetik.
Jadi, terdapat perbedaan bukan antara geotextile dan geosintetik? Geotextile merupakan lembaran yang terbuat dari serat alami dan buatan. Sedangkan geosintetik merupakan bahan terbuat dari campuran antara serat buatan dan serat alami.
Jadi perbedaan yang tersebut adalah geotextile belum tentu geosintetik, namun geosintetik sudah pasti geotextile. Apakah Anda sudah cukup mengerti sampai di sini?
Bahan-bahan untuk membuat serat buatan ini tentunya tidak sembarang. Hingga saat ini, hanya terdapat empat kelompok polimer yang dapat menjadi bahan bakunya. Bahan tersebut adalah polipropilen, poliester, poliamida, dan juga polietilen.
- Polipropilen
Polipropilen merupakan bahan sintetis dalam pembuatan geotextile. Bahan satu ini memiliki sifat tarik yang kuat dan juga kelembapannya yang tepat. Selain itu, harga lapisan geotextile ini juga rendah sehingga akan lebih menghemat.
Salah satu kekurangan dari polipropilen adalah sangat sensitif dengan sinar UV dan juga suhu tinggi. Maka dari itu, dalam penggunaannya perlu perlakuan tertentu seperti berada di bawah instalasi.
- Poliester
Bahan kedua yang juga sering digunakan dalam pembuatan lapisan geotextile adalah poliester. Poliester merupakan bahan yang memiliki nilai ketahanan yang kuat.
Bahan ini sangat cocok untuk daerah bertekanan tinggi dan juga suhu yang tinggi. Namun kekurangannya adalah degradasi hidrolik di tanah selama pH mencapai angka 10.
- Poliamida
Poliamida merupakan bahan yang digunakan untuk geotextile poliamida tradisional. Biasanya bahan yang digunakan adalah nilon 6 dan nilon 6:6.
- Polietilen
Polietilen merupakan bahan yang hanya digunakan untuk geotextile berlapis anyaman. Kelebihan dari bahan ini adalah pemuaian dan kontraksi termal yang minimal, serta ketahanannya yang kuat.
Selain itu, polietilen merupakan bahan yang tahan pada sinar UV dan juga dapat menahan panas yang ekstra.
Jenis-Jenis Lapisan Geotextile
Jenis geotextile ada banyak sekali. Tentunya penggunaan jenis tersebut sesuai dengan kebutuhan dalam proses pembangunan. Misalnya ketika menginginkan untuk memperkuat tanah atau untuk mengatasi gulma. Di sini kami akan menjelaskan mengenai empat jenis utama geotextile, yaitu geotextile woven, geotextile non-woven, geotextile polyspun, dan geotextile spunbond.
Geotextile Woven
Geotextile woven merupakan geotextile yang paling banyak digunakan dan hampir 70 persen proyek pembangunan menggunakan geotextile ini. Jenis geotextile yang pertama ini terdiri dari struktur planar dengan menggunakan jalinan sejumlah benang.
Ada dua jenis bahan yang dalam pembuatan jenis ini yaitu kain polyester monofilament dan juga tali geotextile anyaman polipropilena. Fungsi dan kelebihan geotextile woven adalah untuk meningkatkan kekuatan tanah, memisahkan, dan juga filtrasi.
Geotextile Non-Woven
Jenis kedua adalah geotextile non-woven. Berbeda dari geotextile woven, geotextile jenis ini hanya tidak banyak digunakan. Hanya sekitar 5 persen saja dari keseluruhan proyek yang menggunakan geotextile.
Fungsi utama dari geotextile ini adalah untuk aplikasi pemisahan dan juga filter. Lapisan ini juga sangat cocok untuk sistem lapisan geomembran baik itu penetrasi interior maupun eksterior.
Geotextile Polyspun
Jenis ketiga adalah geotextile polyspun. Geotextile jenis ini menggunakan material non-woven dan fungsi utamanya adalah separasi. Sifat dari bahan tersebut adalah permeabel, sehingga dapat menyediakan drainase pada sebuah area.
Di samping kelebihan tersebut, kekurangan jenis ini adalah tidak dapat menambah kekuatan tanah. Sehingga geotextile polyspun ini hanya cocok untuk pemakaian dengan tujuan sebagai penghalang gulma.
Geotextile Spunbond
Last but not least, geotextile spunbond merupakan geotextile yang menggunakan metode pembuatan kain tercepat. Para pekerja proyek biasanya menggunakan jenis ini untuk drainase, karena nilai kekuatannya yang rendah.
Sama seperti polyspun, geotextile spunbond memiliki nilai kekuatan rendah, sehingga selain cocok untuk drainase, geotextile ini juga cocok untuk penghalang gulma. Tentunya geotextile dengan kekuatan rendah tersebut hanya cocok untuk hal-hal yang tidak memerlukan kekuatan.
Area yang Menggunakan Lapisan Geotextile
Seperti yang dikutip dari perusahaan distributor geotextile Mega Abadi Perkasa, tujuan penggunaan lapisan geotextile adalah untuk membantu dalam pekerjaan infrastruktur. Lapisan tersebut biasanya akan berada pada bagian antara lapisan insulasi.
Apa alasan meletakkan geotextile di sana? Jawabannya adalah untuk melawan keretakan dan juga erosi pada tanah. Lapisan tersebut akan bertugas untuk memisahkan air dan insulasi panas satu sama lain.
Lebih lanjut, geotextile akan mencegah terkumpulnya air secara berlebihan dan mengarahkannya ke dalam pipa drainase. Konsep inilah yang ada pada pembuatan lapangan, jalan, maupun dasar rel kereta api.
Baca juga: Penerapan Geotextile
Pembuatan stadion sepak bola dan lapangan sebenarnya juga menggunakan geotextile ini. Dalam penggunaan tersebut, masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan geomembrane. Geomembrane merupakan bahan untuk memperpanjang umur lapangan. Tidak hanya itu saja, geomembrane juga dapat berguna untuk mengurangi biaya pembuatan serta meminimalisir risiko yang dapat terjadi.
Aplikasi Geotextile dalam Kehidupan Sehari-hari
Dari tadi kami membahas mengenai jalanan, rel kereta api, dan lapangan. Apakah sebenarnya geotextile hanya untuk ketiga hal tersebut. Tentu saja tidak. Berikut beberapa tempat yang menggunakan geotextile:
- Jalan yang tidak beraspal
- Jalanan aspal untuk landasan pacu bandara
- Trotoar dan lapisan drainase pasir
- Tempat parkir dan area tepi jalan
- Area hijau dan fasilitas rekreasi
- Struktur dinding penahan
- Saluran air
Wah ternyata lapisan geotextile ini sudah banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaannya pun beragam, mulai dari untuk drainase, filtrasi, pemisahan, penguatan, hingga perlindungan. Bagi Anda yang penasaran dengan penggunaan atau fungsi geotextile tersebut, simak penjelasannya pada artikel berikut ini.
Baca juga: 5 Langkah Pemasangan Lapisan Geotextile pada Jalan