Dampak Buruk Poker Online Bagi Generasi Milenial

Dampak Buruk Poker Online – Sudah menjadi rahasia umum permainan judi online kini tengah hangat-hangatnya berkembang di Indonesia. Terutama ketika negara dalam situasi pandemi dan angka pengangguran meningkat. Mulai dari anak remaja, karyawan perusahaan, hingga orangtua bermain judi. Perjudian daring yang paling diminati adalah game poker online, roulette, balap kuda, kiukiu, hingga taruhan bola.

Bagi orang dewasa yang mampu mencari uang sendiri dan finansialnya bebas mungkin tidak berpengaruh besar. Beda dengan pemain judi yang masih berusia muda dan tergantung dengan orang tua. Sangat mungkin merusak masa depan dan menyengsarakan diri sendiri. Oleh karenanya, kenali dampak buruk berjudi poker online sebelum timbul penyesalan di kemudian hari.

Selayang Pandang Kondisi Poker Online di Indonesia

link poker
(mediaindonesia.com)

Banyak pemain judi online mengaku memperoleh hiburan. Terlebih lagi mereka yang sering memenangkan permainan lebih diuntungkan. Hal yang wajib Anda ingat yakni ‘tidak ada penjudi yang kaya’. Keuntungan judi seluruhnya lari ke kantong agen judi dan bandar judi. Bahkan tidak sedikit pemain judi yang menang uangnya dibawa kabur oleh agen judi.

Baca juga : Cegah Kecanduan Togel Online, Berikut Tips Yang Dapat Membantu

Melansir dari Tek(dot)id, jumlah pemain game online dan perjudian online makin meningkan dengan signifikan. Studi yang dilakukan oleh Pokkt Decision Lab dan Mobile Marketing Associattion (MMA) menemukan bahwa jumlah gamers dari Indonesia mencapai 60 juta jiwa. Kemudian mengalami peningkatan tajam pada tahun 2020 bejumlah 100 juta orang.

Banyak sekali situs game poker android terbaik yang terkenal seperti Link Poker, Zynga Poker, Pokerist, dan lainnya. Adapun pemain dari game poker online mengatakan mereka memperoleh uang dengan mengikuti turnamen dan berbagai even. Sayangnya dibalik gemerlap game online dan judi online yang berkembang muncul dampak buruk bagi generasi milenial.

Dampak Buruk Poker Online Pada Anak Muda

Utahchip.org
(utahchip.org)

Game poker online ini awalnya memang menjanjikan hiburan dan pendapatan berupa uang. Hal inilah yang membut banyak generasi milenial tergiur. Terlebih lagi ada stigma ditengah kaum milenial yang menganggap bermain poker adalah ‘cool’ dan seperti mafia gambling.

Ironisnya setelah kecanduan game tersebut justru menciptakan dampak buruk seperti yang dialami oleh Nino. Ia merupakan pelajar SMA yang masih berusia 17 tahun. Pada mulanya Nino menjadi anak sekolah yang baik dan menuruti perkataan orang tuanya.

Namun, ketika naik dibangku kelas 3 SMA perlahan berubah. Kala itu Nino didekati oleh dua orang teman sekelas yang bernama Arga dan Ical. Mereka sering berkumpul bersama. Ada hal yang Nino herankan dari teman-temannya yakni nilai mereka selalu jelek dan begadang terus.

Baca juga : Mengintip Film Layar Lebar Kontroversial Versi First Media

Suatu ketika berkumpulah ketiganya, tiba-tiba Arga dan Ical mengajak Nino bermain game online. Nino bukanlah penikmat game online, tetapi karena dipaksa akhirnya Nino mencobanya.

Nino tidak menyangka kedua temannya mencekokinya dengan game poker online. Bermodalkan uang saku 100 ribu yang dimiliki akhirnya Nino membeli deposit poker untuk bermain. Pertama dan kedua kali ikut permainan Nino kalah, ia pun ingin berhenti main tetapi tidak jadi karena penasaran.

Kemudian, ketika tiga kali bermain Nino menang dan memperoleh keuntungan 800 ribu. Hal ini membuat dia gembira bukan main. Akhirnya Nino menghentikan permainan karena sudah waktunya menjemput  sang adik dari les. Sepulangnya ke rumah Nino merasa bangga karena jarang-jarang ia memegang uang sebanyak itu.

Hasil kemenangannya kemudian ditambah dengan uang tabungan dan dibelikannya jam tangan bermerek. Saat malam tiba Nino penasaran dengan game poker online dan ingin menang kembali. Jika memenangkan uang dalam jumlah besar ia berniat membeli sepatu Nike keluaran terbaru.

Oleh karena itu Nino menghubungi Arga dan Ical dan mengajak mereka bermain. Tepat ditengah malam Nino kembali mengisi deposit game poker sebesar 200 ribu rupiah menggunakan uang tabungannya.

Sama seperti sebelumnya pertama, kedua, dan ketiga kali bermain ia menang. Kemudian ketika bermain keempat kali Nino mendapatkan hadiah 300 ribu. Merasa kurang puas dengan keuntungan yang diperoleh akhirnya Nino bermain kembali karena ingin menang. Pada taruhan kelima ia memasang semua uang depositnya.

Namun sayang Nino gagal dan semua uangnya raib. Ia akhirnya membeli deposit lagi dengan jumlah 500 ribu dan bermain hingga pukul 4 dini hari. Ketika hendak sekolah Nino dibangunkan oleh sang ibu dan merasa masih mengantuk.

Sesampainya disekolah ia tidak fokus mengikuti pelajaran karena ngantuk dan memikirkan kerugian dari bermain game. Uang tabungan dan uang saku Nino juga hampir habis. Nino pun diajak kedua temannya berkumpul untuk bertanding poker.

Bingung karena tidak ada uang dan tergiur dengan ajakan akhirnya Nino membohongi orang tua. Ia mengatakan sekolah mengadakan ekstrakulikuler yang harus diikuti murid-murid. Tetapi setiap murid membayar uang sejumlah 600 ribu per semester.

Uang yang didapat dari hasil membohongi kedua orang tuanya juga habis karena kalah bermain judi. Nino yang menjadi kecanduan kemudian menjualkan jam bermerek yang baru beberapa hari lalu dibeli. Hasil penjualan jam tangan ini digunakan untuk bermain game online poker, roulette, balap kuda, kiukiu, dan taruhan bola.

Nino yang sekarang bukanlah yang dulu lagi. Kini nilai sekolahnya menurun drastis hingga orangtua Nino dipanggil oleh guru. Ia juga menjadi lebih pemalas, senang bergadang, dan ironisnya menjual barang-barang dirumah. Pernah ada saat dimana Nino mencuri uang dari lemari ibunya untuk menjadi modal berjudi.

Kedua orangtua Nino bingung melihat perubahan sang putra karena dulunya adalah anak yang baik. Ujung dari kenakalan Nino adalah ditangkap oleh polisi ketika bermain di warnet pada jam sekolah. Ia pun ditahan dalam sel tahanan hingga orang tua menjemputnya.

Namun, Nino didalam sel selama satu minggu karena tidak dijemput-jemput. Orang tuanya ingin memberi pelajaran agar Nino jera. Akhirnya Nino dijemput karena harus mengikuti ujian nasional 3 hari kemudian.

Ia kebingungan dan berusaha belajar tetapi ujung-ujungnya tidak mengerti. Saat ujian Nino pesimis karena tidak dapat memilih jawaban yang tepat. Nino pun pasrah dan memilih asal-asalan jawabannya. Setelah pengumuman hasil kelulusan Nino dan kedua temannya dinyatakan tidak lulus. Inilah yang membuat dirinya muram dan kedua orang tua kecewa.

Usai menyimak cerita Nino mungkin Anda dapat memetik pesan bahwa game online tidaklah baik bagi anak muda. Terutama dapat membuat masa depan suram, berurusan dengan polisi, dan mengecewakan orang tua. Jadi jauhi game online sebelum terlambat.