Berita Maluku Terkini: Adat Istiadat Masyarakat Maluku yang Belum Pudar

Berita Maluku terkini akan membahas tentang beberapa adat istiadat masyarakat Maluku yang belum pudar hingga kita. kita tahu sendiri, Maluku adalah sebuah daerah yang memiliki adat yang tinggi.

Selain penuh dengan tempat wisata, Maluku juga merupakan sebuah masyarakat yang memiliki adat dan peradaban yang tinggi. Maka dari itu Berita Maluku kali ini akan menarik karena membahas keunikan dari Maluku.

5 Adat Istiadat Masyarakat Maluku yang Masih Ada

Adat Istiadat Masyarakat Maluku

Meskipun kita sudah memasuki era modern, masyarakat Maluku tentu tidak akan melupakan kebudayan yang diturunkan oleh nenek moyang mereka. Nah, Berita Maluku kali ini akan menceritakan beberapa hal itu dengan detail tentang adat istiadat masyarakat Maluku yang masih tetap dipelihara..

Aturan Adat Sasi

Adat istiadat masyarakat Maluku yang pertama dalam [embahasan ini adalah sebuah aturan dimana masyarakat Maluku tidak boleh memanen hasil alam sebelum pada waktunya. Memang sih, hal ini adalah sebuah adat. Namun fungsinya sangatlah logis.

Fungsi ada adat-istiadat yang satu ini adalah agar masyarakat Maluku bisa memanen hasil alam bersama-sama ketika waktunya tiba. Sehingga mereka benar-benar merasakan bersama bagaimana hasil dari kerja keras yang mereka lakukan.

Adat ini pada dasarnya sudah ada di Maluku sejak zaman dulu. Bahkan sebelum agama masuk ke peradaban suku di Maluku. Maka dari itu, bisa dibilang aturan Adat Sasi ini adalah sebuah aturan nenek moyang yang tetap dilestarikan.

Obor Pattimura

Adat istiadat masyarakat Maluku yang selanjutnya adalah sebuah adat untuk menghargai salah satu jasa pahlawan terbesar di Maluku, yaitu Kapitan Pattimura. Tanggal 15 Mei adalah tanggal dimana Thomas Matulessy melakukan perlawanan pada penjajah di daerah Maluku.

Adat istiadat ini benar-benar diadakan untuk memperingati hari Pattimura. Dimana sebuah obor akan diarak dari Gunung Saniri hingga jarak 25 km. Adat istiadat ini benar-benar dilakukan demi menghargai jasa seorang pahlawan perlawanan penjajah.

Kita tahu semua, Kapitan Pattimura adalah seorang yang sangat berjasa. Bukan hanya bagi Maluku akan tetapi juga Indonesia. Sehingga nggak heran jika masyarakat Maluku benar-benar menjadikan beliau sebagai pahlawan harus diberikan upacara adat.

Tradisi Masa Kehamilan Suku Nuaulu

Normalnya, ketika hamil seorang istri harus dijaga dan dipenuhi nutrisinya oleh suami atau orang sekitarnya. Berbeda dengan suku Nuaulu, ketika hamil seorang wanita harus diasingkan jauh dari rumah.

Baca juga: Cari Tahu Yuk Labuan Bajo Dimana Letaknya

Entah apa tujuannya, tradisi ini sudah ada sejak lama. Selama perempuan itu hamil, selama itu pun ia akan jauh tinggal dari rumah sendiri dan tiada yang menemani. Hingga ketika persalinan, ia akan dibantu oleh dukun beranak.

Setelah ibu dan anaknya harus dimandikan terlebih dahulu sebelum pulang. Ketika pulang tersebut, orang rumah harus berpuasa penuh selama satu hari. Untuk menyambut kepulangan ibu dan bayinya, akan digelar acara jamuan yang mengundang masyarakat sekitar.

Pela Gandong

Adat istiadat masyarakat Maluku yang selanjutnya adalah Tradisi Pela Gandong yang ditujukan untuk menciptakan sumpah antar kepala suku. Gandong ini memiliki arti saudara, yang mana adat ini dilakukan untuk menjalin persaudaraan dalam meski beda suku, pulau, maupun agama.

Satu hal yang menarik dari perjanjian ini adalah, mereka harus saling membantu satu sama lain ketika ada yang membutuhkan bantuan. Hal ini adalah sebuah bentuk solidaritas yang patut dipertahankan.

Ketika upacaranya, pimpinan negeri akan saling meminum tuak yang sudah dicampurkan darah pemimpin negeri lainnya yang sudah dimasuki senjata pusaka. Hal itu adalah sebuah simbolisme satu tumpah darah dalam persaudaraan.

Tradisi Makan Patita

Adat istiadat masyarakat Maluku yang masih ada di Maluku berikutnya adalah tradisi Makan Patita yang mana memiliki fungsi untuk menghimpun masyarakat Maluku dalam rumpun kekeluargaan. Tradisi ini tetap ada karena memang membuat solidaritas mereka menjadi lebih besar.

Tradisi Makan Patita ini digelar ketika hari-hari besar. Sehingga tidak sembarang hari bisa digelar acara yang satu ini. Semua yang hadir dalam tradisi yang satu ini, boleh mencicipi semua makanan yang ada.

Ketika hari yang dianggap penting itu tiba, maka setiap keluarga akan membawa satu jenis makanan untuk dihidangkan dengan makanan yang lainnya. Sementara orang yang datang pada acara tersebut boleh mencicipi semua makanan yang ada.

Pada faktanya, masih ada beberapa tradisi masyarakat Maluku yang tetap dipertahankan hingga kini. Hal itu membuktikan, meksi dunia sudah berjalan pada era modern, mereka tetap tidak melupakan tradisi yang diturunkan oleh nenek moyang mereka.

Tindakan seperti ini tentunya sangat perlu dicontoh masyarakat lain di Indonesia. Budaya Barat yang  haruslah difilter dan tidaklah boleh melupakan budaya bangsa sendiri. Karena setiap adat-istiadat pasti memiliki fungsi, sehingga tidak boleh ditinggalkan begitu saja.

Demikianlah Berita Maluku tentang Adat istiadat masyarakat Maluku yang belum pudar. Jika Anda ingin melihatnya lebih jelas, boleh banget sembari berwisata alam, sekalian juga berwisata budaya mengenal lebih dekat suku-suku yang ada di Maluku.